1 Kepala. Kepala adalah bagian atas dari mikroskop yang mempunyai fungsi untuk menampung elemen optik dari seluruh unit. 2. Kaki. Kaki ini merupakan bagian bawah mikroskop yang mana fungsinya adalah sebagai tempat berdiri mikroskop. 3. Lensa Objektif. Lensa objektif mengumpulkan cahaya dari spesimen, memperbesar gambar spesimen, dan
Mengenal Apa Itu Sterilisasi Dan Jenis – Jenisnya Mengenal Apa Itu Sterilisasi Dan Jenis – Jenisnya Dalam dunia kedokteran, dikenal adanya istilah sterilisasi yang biasa diterapkan pada alat-alat kedokteran yang hendak dipakai. Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan sterilisasi itu sendiri? Pengertian sterilisasi ialah proses menghilangkan semua organisme hidup, termasuk mikroorganisme seperti jamur atau fungi, protozoa, bakteri, virus hingga mycoplasma yang ada dalam suatu benda. Proses ini akan turut melibatkan biocidal agent maupun proses fisik yang tujuannya adalah untuk membunuh serta menghilangkan semua mikroorganisme. Proses ini sendiri didesain agar semua mikroorganisme yang ada bisa dibunuh atau dihilangkan. Target metode inaktivasi akan tergantung metode serta tipe dari mikroorganisme, sementara agen kimia yang diikutsertakan dalam prosensya disebut sterilant. Berikut adalah beberapa tujuan sterilisasi Menyiapkan aneka peralatan kedokteran agar siap pakai Mencegah supaya peralatan kedokteran tidak cepat rusak Mencegah infeksi silang Menjamin peralatan kedokteran tetap dalam keadaan bersih Menetapkan produk akhir yang akan digunakan telah steril atau aman digunakan. Macam macam sterilisasi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut √ Terminal Sterilization. Dikatakan oleh PDA Technical Monograph bahwa Terminal Sterilization masih dibagi dua, yaitu overkill method serta Bioburden sterilizaton. Overkill method ialah metode di mana akan digunakan pemanasan uap yang suhunya mencapai 121 derajat Celcius selama kira-kira 15 menit. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan tahan panas, misalnya zat anorganik. Overkill method terutama dipilih karena lebih cepat, efisien serta aman. Sementara bioburden sterilization ialah metode yang menggunakan monitoring terkontrol serta ketat kepada beban mikroba kecil di beberapa jalur produksi sebelum proses lanjutan dilakukan. Metode ini akan melibatkan zat yang bisa mengalami degradasi kandungan apabila dipanaskan dengan suhu sangat tinggi. Contohnya adalah penggunaan Dextrose yang jika dipanaskan akan menghasilkan senyawa bernama Hidro Methyl Furfural HDM, yaitu senyawa hepatotoksik. √ Aseptic Processing. Metode ini ialah pembuatan produk steril dengan filter khusus yang digunakan untuk bahan baku steril yang telah diformulasikan secara khusus kemudian dimasukkan dalam kontainer steril dengan lingkungan yang terkontrol. Material, peralatan, suplai udara hingga petugasnya telah terkontrol sehingga kontaminasi mikroba akan tetap pada level yang bisa diterima clear zone. Di Indonesia, Sterilisasi juga terdapat dalam beberapa metode yang diantaranya telah kita singgung diatas. Berikut beberapa istilah metode sterilisasi yang populer digunkan di Indonesia 1. Rebus Boile Pertama ada sterilisasi yang dilakukan dengan cara rebus, di mana peralatan akan disterilkan melalui perebusan dalam air hingga mendidih dengan suhu 1000 derajat Celcius antara 15 hingga 20 menit. Peralatan yang bisa menggunakan pensterilan secara rebus ini adala yang terbuat dari material logam, kaca serta karet. 2. Kukus Stoom Kedua ada cara stoom, di mana peralatan disterilkan menggunakan uap panas . Alat sterilisasi yang umum digunakan ialah autoklaf atau Autoclave. Alat ini juga yang digunakan dalam metode sterilisasi Overkill. Sesuai prinsipnya, sterilisasi dengan autoklaf yaitu memanfaatkan panas serta tekanan yang berasal dari uap air. Temperatur untuk proses ini akan mencapai 121 derajat Celcius dengan tekanan antara 15 hingga psi pound per square inch. Baca juga Pengertian Autoclave, prinsip kerja dan bagian – bagiannya 3. Panas Kering Dry Heat Sterilization Ketiga ada sterilisasi panas kering. Peralatan akan disterilkan degnan oven yang memiliki uap panas tinggi. Termasuk di antaranya adalah peralatan logam tajam atau yang terbuat dari kaca serta obat tertentu. 4. Kimiawi zat kimia Keempat ada sterilisasi dengan zat kimia. Bahan kimia yang digunakan di antaranya adalah alkohok, uap formalin serta sublimat. Penggunaan zat kimia terutama untuk mensterilkan peralatan yang cepat rusak jika terkenal uap panas, seperti sarung tangan serta kateter. 5. Sinar UV UV Sterilization Kelima ada sterilisasi menggunakan sinar UV atau radiasi sinar gama serta partikel elektron. Metode ini biasa dilakukan untuk mensterilkan jaringan segar ataupun yang sudah diawetkan. Jaringan yang sudah diawetkan akan menggunakan radiasi pada temperatur kamar atau proses dingin sehingga tidak mengubah strukturnya. Sementara untuk jaringan beku akan dilakukan pada suhu minus 40 derajat Celcius. Teknologi ini dijamin aman untuk diaplikasikan di jaringan biologi. 6. Filtrasi Penyaringan Keenam ada metode penyaringan di mana cairan yang mudah rusak jika terkena panas akan disterilkan melalui suatu jaringan dengan pori diameter kecil sehingga dapat menyaring bakteri. Virus takkan tersaring menggunakan metode ini. 7. Gas Dalam metode ini akan digunakan pemaparan gas maupun uap guna membunuh spora serta mikroorganisme yang ada di dalamnya. Walau gas akan bisa berpenetrasi secara cepat dalam serbuk padat serta pori, namun mikroorganisme yang terkristal bisa dibunuh. Metode ini umum digunakan bagi bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan radiasi, panas serta cahaya. Berikut ini beberapa contoh kecil Standar Operasional Sterilisasi yang dilakukan pada alat – alat laboratorium seperti gelas kimia, cawan petri dan sejenisnya. Proses sterilisasi tabung reaksi dan gelas ukur Kapas dibungkus menggunakan kain kasa lalu diikat dengan menggunakan benang kasur Bungkusan kapas dimasukkan dalam mulut tabung reaksi serta labu ukur Tutup permukaan menggunakan aluminium foil lalu ikat menggunakan benang kasur Masukkan tabung reaksi dalam autoklaf Sterilisasi untuk gelas kimia serta labu takar Tutup permukaan gelas kimia dan juga labu takar menggunakan aluminium foil Masukkan keduanya dalam autoklaf Pensterilan cawan petri Bungkus permukaan cawan petri menggunakan kertas HVS Masukkan cawan petri yang telah terbungkus dalam autoklaf Sterilisasi Pipet volum Bungkus kain kasa dengan kapas lalu ikat menggunakan benang kasur Masukkan bungkusan kapas dalam pipet volume Tutup ujung mulutnya dengan aluminium foil Bungkus pipet volume menggunakan kertas HVS hingga tertutup seluruhnya Masukkan dalam autoklaf Berdasarkan sifatnya, kita mengenal istilah sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sebenarnya istilah tersebut sudah kita sebutkan diatas. Sterilisasi basah digunakan untuk menyebut proses atau metode sterilisasi dengan Autoclave atau sterilisasi uap stoom. Sedangkan sterilisasi kering, yaitu proses sterilisasi yang menggunakan dry heat sterilizer, satu alat sterilisasi yang menyerupai oven dalam prinsip kerjanya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses sterilisasi Sterilisator haruslah dalam kondisi siap pakai Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih serta masih berfungsi Peralatan yang dibungkus juga sebaiknya diberi label yang mencantumkan nama alat, jenis alat, tanggal serta jam saat disterilkan Susun peralatan dalam sterilisator sedemikian rupa agar semua bagiannya bisa steril Waktu sterilisasi harus tepat untuk tiap alatnya Jangan memasukkan ataupun menambahkan alat lain dalam sterilisator selama proses sterilisasi berlangsung Gunakan korentang steril saat hendak memindahkan peralatan yang telah selesai disterilkan Related Posts About The Author Sentral Alkes Lebih dari 5 tahun bekerja dalam bidang alat - alat kesehatan membuat saya dapat menjelaskan berbagai informasi penting seputar alat kesehatan yang saya tuangkan dalam webiste ini.
Berikutini yang bukan termasuk bagian dari tumbuhan adalah . Bagian- Bagian Tumbuhan dan fungsinya. DRAFT. 9th - 12th grade. 0 times. Science. 0% average accuracy. 3 days ago. desianggraini764_94982. 0. Save. Edit. Edit. Bagian- Bagian Tumbuhan dan fungsinya DRAFT. 3 days ago. by desianggraini764_94982.
Abstrak Sebagaimana diketahui bahwa proses sterilisasi pada buah sawit diperlukan untuk menon-aktifkan enzim yang dapat memicu terdegradasinyamutu minyak dan inti sawit. Selain itu, juga untuk memudahkan proses pengambilan minyak dan inti sawit dari buah sawit. Dewasa ini, teknologi untuk proses sterilisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pengembangan teknologi sterilizer tidak hanya sebatas pada bentuk modelnya Contruction saja, akan tetapi juga pada sistim terkontrolnya control system yang menjalankan operasionalnya. Pengembangan teknologi sterilisasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses sterilisasi itu sendiri. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai kharakteristik beberapa sterilizer yang ada, yaitu sterilizer jenis konvensional horizontal danmodern. Adapun modernsterilizermeliputi; spherical bola, verticaldan continue. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa masing-masing sistim dan teknologi sterilisasi yang ada saat ini memiliki kharakter kelebihan dan keunggulan yang berbeda-beda dalam satu hal yang perlu diperhatikan bahwa apapun bentuk dan jenis sterilizer-nya yang penting adalah prinsip dasar dari proses sterilisasi harus diterapkan secara benar agar diperoleh output yang tinggi dan kehilangan losses minyak dan inti sawit dapat semaksimal mungkin direduksi serta kapasitas olah pabrik dapat tercapai seoptimal mungkin. Kata kunci sterilizer konvensional, sterilizer horizontal, sterilizer vertikal, sterilizer kontinu PENDAHULUAN Sterilisasi adalah proses awal yang dilakukan di pabrik kelapa sawit PKS dengan cara merebus buah sawit menggunakan steam. Tujuan dilakukannya sterilisasi adalah a. Mencegah peningkatan kadar asam lemak bebas FFA yang terjadi akibat aktivitas lipolitik enzimatis dari enzim lipase. Hal ini karena adanya pemanasan pada strerilisasi b. Memudahkan dalam pemipilan mekanis, memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan dengan steam kering. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KOMPARASI STERILIZER KONVENSIONAL DAN MODERN Muhammad Ansori Nasution1*, Hasrul Abdi Hasibuan2 dan Bagus Giri Yudanto1 1Kelompok Peneliti Rekayasa Teknologi dan Pengolahan Limbah 2Kelompok Peneliti Pengolahan Hasil dan Mutu Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Jl. Brigjend Katamso No. 51, Medan *Email ansoricca Abstrak Sebagaimana diketahui bahwa proses sterilisasi pada buah sawit diperlukan untuk menon-aktifkan enzim yang dapat memicu terdegradasinyamutu minyak dan inti sawit. Selain itu, juga untuk memudahkan proses pengambilan minyak dan inti sawit dari buah sawit. Dewasa ini, teknologi untuk proses sterilisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pengembangan teknologi sterilizer tidak hanya sebatas pada bentuk modelnya Contruction saja, akan tetapi juga pada sistim terkontrolnya control system yang menjalankan operasionalnya. Pengembangan teknologi sterilisasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses sterilisasi itu sendiri. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai kharakteristik beberapa sterilizer yang ada, yaitu sterilizer jenis konvensional horizontal danmodern. Adapun modernsterilizermeliputi; spherical bola, verticaldan continue. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa masing-masing sistim dan teknologi sterilisasi yang ada saat ini memiliki kharakter kelebihan dan keunggulan yang berbeda-beda dalam satu hal yang perlu diperhatikan bahwa apapun bentuk dan jenis sterilizer-nya yang penting adalah prinsip dasar dari proses sterilisasi harus diterapkan secara benar agar diperoleh output yang tinggi dan kehilangan losses minyak dan inti sawit dapat semaksimal mungkin direduksi serta kapasitas olah pabrik dapat tercapai seoptimal mungkin. Kata kunci sterilizer konvensional, sterilizer horizontal, sterilizer vertikal, sterilizer kontinu PENDAHULUAN Sterilisasi adalah proses awal yang dilakukan di pabrik kelapa sawit PKS dengan cara merebus buah sawit menggunakan steam. Tujuan dilakukannya sterilisasi adalah a. Mencegah peningkatan kadar asam lemak bebas FFA yang terjadi akibat aktivitas lipolitik enzimatis dari enzim lipase. Hal ini karena adanya pemanasan pada strerilisasi b. Memudahkan dalam pemipilan mekanis, memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan dengan steam kering. c. Melunakkan buah sehingga memudahkan ketika proses digester. Selama sterilisasi, panas harus menembus pericarp dan temperatur cukup untuk periode yang cukup panjang sehingga physico-chemical buah proses ini, air akan keluar dari pericarp, beberapa protein dibekukan, beberapa material getah akan terhidrolisa atau dibekukan dan ini akan memudahkan memudahkan sel minyak selama digester dan mengurangi jumlah emulsifier pada langkah berikutnya. d. Prekondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selama proses pengepresan dan pemecahan biji. Penetrasi panas menyebabkan banyak inti menjadi lepas kisut dari cangkang sehingga memudahkan pemisahan biji di silo nut. Selama pressan dari buah di digester, terutama jika proporsi nut dari pericarp tinggi, nut harus mendapat perlakuan mekanik. Jika buah masih panas kemuungkinan cangkang cukup elastis dan menjadi retak bahkan kadang-kadang pecah. Oleh karena itu untuk meminimalisasi kerusakan nut selama pressan buah ketika dipress suhu diatur sekitar 100°C sehingga penetrasi panas cukup untuk menyusutkan inti. Saat ini, teknologi pengolahan minyak kelapa sawit sudah mengalami perkembangan khususnya pada stasiun sterilisasi. Perkembangan yang terjadi meliputi proses pengolahan, sistem kontrol dan jenis sterlisasi yang digunakan. Jika, proses terdahulu sterilisasi menggunakan sistem batch, saat ini sudah ada proses sterilisasi dengan sistem kontinu. Jika dulu orang meninggalkan jenis sterilizer vertikal, saat ini sudah banyak yang menggunakan. Perkembangan lainnya yang terjadi termasuk inovasi dari teknologi yang sudah ada, seperti penggunaan rel sudah digantikan dengan menggunakan indexer system, juga saat ini telah banyak menggunakan alat bantu hidrolik dan pneumatik. Perkembangan teknologi sterilisasi saat ini adalah Hoe and Eng 2010 a. Sterilisasi kontinu pada tahun 2006 ada 29 PKS pada tahun 2008 berjumlah 45 PKS. b. Sterilisasi vertikal pada tahun 2006 7 PKS dan pada tahun 2008 ada 11 PKS. c. Sterilisasi dengan menggunakan Indexer tahun 2006 ada 45 PKS dan pada tahun 2008 ada 71 PKS. d. Spherical Sterilizer sterilisasi bola pada tahun 2007 ada 2 PKS dan pada tahun 2008 ada 9 PKS. e. Sterilisasi otomatis pada tahun 2007 hanya ada 1 PKS dan pada tahun 2008 berjumlah 8 PKS. Pada kajian ini, akan dilakukan komparasi antara teknologi sterilisasi yang ada, meliputi sterilisasivertikal, horizontal dan umum, pengelompokan sterilizer dibagi dalam dua bagian yaitu sterilisasi konvensional dan yang dibandingkan dalam kajian ini adalah kehilangan minyak terdiri dari kehilangan minyak di kondensat dan di tandan kosong tankos serta buah yang tidak terlepas dari tankos, jumlah steam yang digunakan, biaya perawatan dan keselamatan serta kenyamanan operator. JENIS STERILISASI 1. Sterilisasi Konvensional Sterilisasi konvensional adalah sterilisasi yang masih menggunakan lori dan biasanya disebut juga sterlizer horizontal. Hingga kini, Sterilizerjenis ini masih banyak digunakan walaupun keberadaan sudah mulai digantikan dengan jenis sterilizer lainnya seperti verticalmaupun spherical. Sterilizer jenis ini dilengkapi dengan suatu rel internal dan tandan buah diisi dalam lori baja yang beroda dan chasis didorong ke dalam Sterilizer dengan hati-hati. Lori secara normal berisi ton atau terutama di pabrik yang lebih besar ton tandan bahkan saat ini sudah ada mencapai 15 ton per lori. Pada umumnya dua atau lebih Sterilizer diinstall di horizontal dilengkapi dengan pintu yang dapat berputar tunggal atau sebagai alternatif dengan satu pintu pada masing-masing ujungnya. Sterilizer ini juga sudah mulai dikembangkan terlihat akhir-akhir ini perkembangannya diantaranya adalah penggunaan pintu otomatis, penggunaan indexer sebagai pengganti capstand serta penggunaan tipler sebagai pengganti hoisting crane. Gambar 1. Bentuk dan Model CMC / Indexer Sterilizer Gambar 1, menunjukkan konstruksi horizontal sterilizer jenis compact modular concept CMC atau biasa disebut dengan sterilizer jenis indexer. Sebagaimana sterilizer jenis konvensional pada umumnya, proses sterilisasi TBS pada sterilizer ini dilakukan dengan sistim tiga puncak Tripple Peak. Begitu juga dengan tekanan dan lama waktu sterilisasi tidak ada perbedaan seperti halnya pada PKS konvensional. Sterilizer model indexer ini masih menggunakan lori sebagai wadah TBS pada saat sterilisasi, tetapi tidak menggunakan Capstan, bollard, dan transfer carriage, oleh karena itu, panjang sterilizer hanya 12 meter, akan tetapi diameternya lebih besar, yaitu sekitar 3,2m. Proses pemasukan dan pengeluaran dari sterilizer ke Tipper menggunakan hydraulic actuator. Cara pengisian TBS ke lori sebelum proses disterilisasi dan pengumpanan TBS yang telah direbus ke thresher dilakukan pada satu tempat, yaitu; Tipper, sehingga konstruksinya lebih kompak. Mengingat proses pemasukan dan pengeluaran lori dari sterilizer tidak menggunakan tali baja, maka sumber potensi kecelakaan kerja akibat kegagalan pada tali baja dapat dieliminir secara optimal, sehingga aspek keamanan kerja operator lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan tali baja. Hal ini mengingat bahwa, frekuensi kecelakaan paling sering terjadi di PKS adalah di area capstand dan lintasan lori, telah terjadi kecelakaan dengan korban meninggal dunia di beberapa PKS, dengan CMC operator bisa mengoperasikan sebagian besar peralatan cukup dari platform saja hanya pengisian TBS ke lori dari loading ramp yang tidak bisa dilakukan dari platform. Kelebihan yang ada pada sistem sterilisasi horizontal diantaranya adalah tersedianya TBS yang siap diolah sebelum dan setelah sterilisasi sehinga menjamin kesinambungan proses di PKS, memiliki sistem yang simple, konsisten, handal dan dapat menjaga keefektifan biaya. 2. Sterilisasi Modern Jenis sterilisasi modern dalam kajian ini meliputi sterilisasi vertikal, sterilisasi bolaspherical community 2011 dan sterilisasi kontinu. Sterilisasi vertikal adalah sistem sterilisasi dengan menggunakan vessel yang tegak atau dapat dikatakan sterilizer konvensional yang masa lampau, sistem sterilisasi vertikal sempat ditinggalkan dan digantikan oleh sistem ini dikarenakan sistem sterilisasi vertikal memiliki kapasitas yang sedikit terbatas, sering terjadi tumpat pada saat pengeluaran TBS yang telah direbus dan juga banyak kehilangan minyak di tankos dan air pada saat ini permasalahan tersebut sudah dapat diatasi. Sistem vertikal sudah dapat digunakan untuk mengolah hingga kapasitas lebih dari 25 ton TBS untuk satu sterilizer dulu maksimum di 6-8 ton, ketumpatan TBSpada saat unloading juga dapat dihindari dengan penggunaan auger/screw, kehilangan minyak sudah dapat dihindari dengan adanya inovasi proses dimana minyak di kondensat dan tankos dapat di kutip kembali dengan menambah beberapa alat. Sterilisasi kontinu merupakan salah satu inovasi teknologi sterilisasi yang baru diterapkan pada pabrik kelapa ini beroperasi pada tekanan atmosferik dengan tekanan sekitar 1 bar. Gambar 2. Ilustrasi Proses Sterilisasi Pada Continuous Sterilizer Gambar 2, menunjukkan urutan proses sterilisasi pada continuous sterilizer, di mana seluruh jalur proses berlangsung secara sinambung terutama proses sterilisasi tidak ada lagi sistim perebusan secara intermiten batch. Sebelum dimasukkan ke dalam BUNCH BUNCH CONDITIONERCONDITIONERINLET FLAP VALVEINLET FLAP VALVEOULET FLAP VALVEOULET FLAP VALVELIVE STEAM LIVE STEAM INJECTIONINJECTIONTWO DECK TWO DECK CONVEYORCONVEYOR sterilizer, ukuran TBS direduksi dengan cara membelahnya pada alat bunch condition untuk memperkecil ukuran tandan sehingga memudahkan penetrasi uap ke bagian tengah TBS pada saat proses sterillisasi. Sterilisasi dilakukan dengan live steam pada kondisi tekanan atmosferik dan TBS yang disterilisasi bergerak secara terus menerus melalui sebuah conveyor didalam sterillizer. Kondisi ini berbeda dengan sterilisasi lain yang biasanya beroperasi pada tekanan 3 bar. Jarak panjang jalur sterilisasi untuk antara 50 hingga 150 meter tergantung kepada kapasitas yang diinginkan. Keunggulan sistem kontinu adalah jumlah pekerja yang lebih sedikit, biaya operasi dan perawatan lebih rendah, pengoperasian sterilizer yang lebih mudah, lebih mudah dalam hal pengawasan dan menjadikan proses di PKS menjadi sistem otomatik, lebih aman untuk operator. Jenis sterlisasi lainnya juga sudah diaplikasikan di pabrik kelapa sawit diantaranya adalah sistem tilting sterilizer. KOMPARASI STERILISASI BERDASARKAN PARAMETER Komparasi antara teknologi sterilisasi dalam kajian ini mengikuti beberapa aspek diantaranya adalah a. Biaya investasi Biaya investasi untuk setiap teknologi memiliki modern saat ini tidak memerlukan lori, rel, transfer carriage, capstan, bollard, hoisting crane, tipper bahkan traktor sehingga memerlukan areal yang lebih sedikit. Walaupun teknologi modern tidak memerlukan peralatan diatas, tetapi menurut beberapa sumber teknologi sterilisasi kontinu dan vertikal memiliki biaya investasi yang lebih besar. Beberapa penyebab yaitu terbatasnya perusahaan pembuat, ahli, peralatan dan aksesoris yang lebih banyak serta adanya biaya paten yang harus dibayarkan. Biaya investasi yang rendah biasanya akan menjadi pilihan apabila tidak memperdulikan faktor atau aspek lainnya. b. Biaya Operasi dan Perawatan Alat Biaya operasi dan perawatan alat dipengaruhi oleh sistem operasi yang digunakan. Jika sistem operasi yang digunakan adalah automated maka biaya operasi akan lebih sedikit bila dibandingkan menggunakan sistem manual. Tetapi, hal ini akan terjadi sebaliknya jika dibandingkan dalam hal biaya perawatan. Biaya perawatan akan lebih tinggi jika menggunakan automatic. Automatic biasanya banyak menggunakan sistem hidrolik maupun semua tipe sterilisasi dapat digunakan sistem automatic maupun sistem manual. Faktor lain dalam biaya perawatan alat adalah jumlah moving part. Semakin banyak moving part suatu sterilizer akan membawa semakin besar biaya perawatan, khususnya biaya pergantian alat karena konvensional diketahui memiliki moving part relatif lebih banyak dibandingkan dengan modern. Pada sterilizer konvensional moving part yang cukup sering diganti adalah lori, roda, as dan kerangka dasar lori. Pada sterilisasi vertikal, gland packing dishaft auger ke gearbox sering bocor, sehingga steam bocor didaerah tersebut. Ada juga masalah kerusakan auger walaupun sudah diantisipasi dengan menggunakan sejenis payung ketika akan masuk. Sterilizer bola, sterilizer ini diketahui memiliki kekuatan tinggi, volume serta permukaan besar, steam yang digunakan lebih sedikit, panas yang hilang lebih sedikit, areal lebih sedikit karena desain dapat dibuat bertingkat, tidak memerlukan penghubung antara TBS dan sterilizer, tingkat kebersihan/housekeeping yang besar dan jumlah operator lebih sedikit. c. Throughput Produktivitas Throughput dipengaruhi oleh waktu operasi. Waktu operasi meliputi waktu proses sterilisasi termasuk waktu penahanan steam dan pemasukan steam dan waktu pemasukan dan pengeluaran loading dan unloading. Semakin singkat waktu operasi akan menghasilkan troughput yang tinggi. Sterilisasi konvensional horizontal diketahui memiliki waktu operasi sekitar 100 hingga 120 menit waktu proses 90-110 menit, ini hampir sama dengan waktu sterilisasi pada tipe vertikal. Kedua sistem ini memiliki waktu lebih lama dibandingkan dengan sterilisasi kontinu. d. Ketersediaan dan Kehandalan Ketersediaan dan kehandalan suatu teknologi sangat diperlukan. Ketersediaan yang tinggi akan memudahkan dalam menghadapi masalah kerusakan khususnya untuk melakukan perbaikan alat. Kehandalan akan membawa ketahanan alat sehingga dari keduanya akan menurunkan down-time yang disebabkan oleh alat dan faktor manusia operator. e. Kehilangan Minyak Pada sterilisasi vertikal kehilangan minyak diketahui lebih banyak dibandingkan sterilisasi horizontal. Kehilangan minyak akan terjadi pada air kondensat dan tankos. Hal ini karena pada sterilisasi vertikal kontak antara kondensat dengan TBS lebih banyak dan lebih lama dibandingkan dengan itu pada vertikal terjadinya tekanan berlebih pada bagian bawah sterlizer. Kondisi ini akan menyebabkan pada TBS yang berada di bagian bawah akan terjadi bonyok dan mengeluarkan minyak karena ada efek tekanan dari bagian atas. Saat ini, kehilangan minyak di tankos dan air kondensat pada teknologi sterilisasi modern telah dapat diantisipasi dengan membuat alat press tankos dan pengutipan minyak di kondensat. f. Keseragaman TBS yang disterilisasi Keseragaman TBS yang sterilisasi dipengaruhi oleh distribusi steam keseluruh TBS. Distribusi steam yang tidak merata akan menyebabkan buah masak menjadi tidak seragam. Pada sterilizer vertikal keseragaman TBS yang disterilisasi dapat dikatakan lebih tidak seragam jika dibandingkan dengan sterilisasi horizontal apalagi dibandingkan dengan sterilisasi tekanan dari TBS bagian atas terhadap TBS bagian bawah menyebabkan TBS bagian bawah lebih sedikit berbeda dengan bagian sterilizer horizontal, ketidakseragaman TBS yang disterilisasi jarang terjadi. Ketidakseragaman akan terjadi apabila distribusi steam didalam sterlizer sudah tidak baik. Sedangkan untuk sterilisasi kontinu keseragaman buah lebih tinggi karena kondisi pada setiap bagian sterilizer adalah sama. g. Tenaga listrik diperlukan Semakin banyak jumlah dan semakin besar motor listrik yang otomatis akan memerlukan tenaga listrik semakin besar. Motor listrik umumnya digunakan untuk menggerakan conveyor, pompa hidrolik dan pneumatik. Sterilizer modern yang fully automated biasanya banyak menggunakan konveyor dan pompa hidrolik maupun pneumatik. Sehingga sterilisasi modern akan memerlukan tenaga listrik yang lebih besar. Dalam hal ini, semakin banyak tenaga listrik digunakan akan semakin sedikit tenaga operator diperlukan. h. Limbah yang dihasilkan Limbah yang ada pada sterilizer terdiri dari air kondensat dan tandan kosong. Semakin banyak steam yang digunakan akan menghasilkan volume air kondensat yang semakin besar. Sterilisasi modern memerlukan steam yang lebih sedikit sehingga menghasilkan kondensat yang lebih sedikit dibandingkan dengan sterilisasi konvensional pada sterilisasi konvensional horizontal menghasilkan kandungan minyak di kondensat yang lebih rendah dibandingkan dengan sterilisasi modern. i. Kenyamanan dan Keselamatan Operator Penggunaan sistem hidrolik dan pneumatik membuat kerja operator semakin sedikit dan semakin mudah serta kontak operator dengan sterilizer semakin berkurang. Sterilizer otomatis dengan keamanan interlock antar peralatan menjadikan tingkat safety sterilizer semakin tinggi. Sterilizer konvensional horizontal sering terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan pintu sterilizer lepas, putusnya tali capstand dan lain-lain. Selain itu anjloknya lori didalam sterilizer juga sering terjadi apalagi kondisi rel dan lori yang sudah haus. Kondisi ini tidak akan terjadi pada sterilizer modern vertikal, sehingga tingkat safety dan kenyamanan operator pada sterilizer modern lebih tinggi dibandigkan dengan sterilizer konvensional horizontal. j. Perlakuan yang baik kepada TBS dalam menghindari kerusakan Selain keseragaman buah yang tidak merata yang disebabkan adanya tekanan yang dialami TBS pada bagian bawahjuga akan mengalami bantingan pada saat pengisian kedalam sterilizer pada sterilisasi vertikal. Tinggi bantingan beragam dan tergantung dengan tinggi sterilizer. Bantingan buah pada sterilizer horizontal hanya terjadi pada pengisian TBS kedalam lori, sedangkan pada sterilisasi kontinu hampir tidak terjadi bantingan yang dialami oleh TBS. k. Luas area diperlukan Perbedaan mendasar antara sterilizer vertikal dibanding dengan sterilisasi horizontal yang paling penting adalah ruang kosong antar lori dan diatas lori. Karena adanya ruang kosong ini, sterilizer horizontal lebih banyak memerlukan luas areal. Belum lagi alat pendukung, untuk sterilizer horizontal memerlukan rel sebagai tempat pergerakan lori yang memerlukan areal yang cukup luas. Kondisi berbeda terjadi pada sterilizer vertikal, luas areal tidak banyak sterlizer lebih memerlukan ruang lebih besar di areal atas atap jadi lebih tinggi.Sedangkan sterilizer kontinu bisa dilakukan bertingkat sehingga tidak banyak memerlukan areal. Dari uraian di atas, komparasi teknologi sterilisasi disajikan pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Komparasi tipe-tipe sterilizer Kehilangan minyak di tankos Kehilangan minyak di kondensat Kehilangan minyak di drab akhir Rendah tetapi terkadang memiliki unit recovery sendiri Besar tapi fluktuasi tergantung operator Besar terkadang fluktuatif tergantung ukuran dan berat TBS KESIMPULAN Tidak ada suatu teknologi yang direkayasa, bahkan menyandang predikat yang paling mutakhir pun tidak memiliki suatu kelemahan. Setiap teknologi mempunyai kelemahan dan keunggulan masing-masing. Teknologi yang paling canggih sekali pun, bila sumber daya manusia SDM dan kondisi lingkungan tidak mendukung untuk dioperasikan pada kondisi normalnya, maka tidak akan memberikan manfaat yang berarti, justru malah akan menjadi sumber pemborosan. Teknologi yang dapat memberikan manfaat optimal adalah teknologi yang tepat guna. Artinya bahwa, pemilihan teknologi tersebut harus mempertimbangkan spesifik lokasi dan berguna untuk dapat meningkatkan produktivitas kinerja unit pengolahan. Teknologi tepat guna jangan disalah artikan bahwa teknologi yang diterapkan tersebut adalah teknologi konvensional, akan tetapi lebih mengarah pada strategi pemilihan teknologi yang tepat untuk diimplementasikan sesuai spesifik lokasi. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa setiap teknologi memiliki karakter yang berbeda-beda dan penerapannya tergantung perspektif dan orientasi dari owner. Seperti halnya jenis sterilisasi modern yang memiliki orientasi pada peningkatan safety dan kenyamanan comfortable dalam operasionalnya, membutuhkan areal yang relatif lebih sedikit compact dibandingsterilisasi jenis konvensional horizontal sterilizer. Kelemahan pada masing-masing teknologi dapat diatasi dengan berbagai macam cara. Diantaranya adalah dengan penambahan alat dan penggunaan air kondensat sebagai air pengencer di stasiun dilihat dalam aspek kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan masing-masing teknologi memiliki sedikit perbedaan. Yang terpenting adalah cara perebusan dilakukan dengan benar sehingga output dihasilkan tinggi dan kehilangan minyak pada tankos rendah serta kapasitas olah pabrik tercapai. DAFTAR PUSTAKA Community, Palm Oil 2011. "Sterilizer Bola." Retrieved 6 September, 2011, from Department of Environment Malaysia, M. o. S. T. a. T. E., Malaysia 1999. Industrial Processes and The Environment. Hoe, L. K. and T. G. Eng 2010. Latest Development In Palm Oil Milling Technology. International Oil Palm Conference, Yogyakarta. Uwa 2008. "Vertical Sterilizer." 2011. In the palm oil processing, one of the most important stages is boiling the fresh fruit bunches or sterilization, because it greatly determines the yield and quality of the CPO produced. The purpose of this study was to analyze the selection of sterilizer technology by considering the sustainability factor. A case study was conducted at PTPN V which is planning to expand its production capacity. The data used in this study consisted of primary data and secondary data. Primary data obtained from distributing questionnaires, interviews and field observations. Respondents of this study were stakeholders of the palm oil mill and PTPN V. This research combines qualitative and quantitative approaches. Qualitative analysis was conducted to describe the sterilization technology for processing fresh oil palm fruit bunches into CPO. Financial viability is evaluated based on the best sterilization technology recommendations. The results of the analysis recommend horizontal sterilized-indexer technology as a priority, followed by vertical sterilization technology and continuous sterilization technology. By paying attention to the sustainability criteria, the PKS design is integrated with PKO. This integration has implications for energy efficiency, kernel transportation, other utility facilities, and even a number of work units and personnel. The investment for the construction of PKS with a capacity of 45 tons/hour using horizontal-indexer sterilization technology requires a fund of IDR billion were declared feasible with an IRR of a positive NPV, a B/C ratio of and a PBP of 6 years and 5 months. The results of the sensitivity analysis to the assumption of an increase in production costs of 6 percent have not changed the recommendation, as well as a decrease in factory processing capacity by 6 has not been able to resolve any references for this publication.
Dayaangsa ini memang penting dan ada di autoklaf listrik. Fungsinya untuk batas bagi penambahan air. Berbeda dengan autoklaf biasa, tidak ada daya angsa namun menggunakan alumunium container dalam meletakkan benda yang disterilkan. Bagian lainnya adalah vacum yang bisa menghisap udara dan uap dari ruang sterilisasi.
Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. Tipe horizontal, yang merupakan bejana horizontal dan memiliki keuntungan antara lain - Kapasitas sterilizer antara 15 – 30 ton TBS - Pengoperasian lebih mudah dan praktis - Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding, sehingga bahan olah tidak mungkin menyebabkan bejana menjadi korosi. - Pengisian uap masuk dan pembuangan uap keluar serta pembuangan air kondensat lebih muda dilakukan. Pada gambar [1] dapat dilihat jenis sterilizer tipe horizontal seperti yang dibawah ini Gambar Sterilizer tipe horizontal Bagian – Bagian dari Sterilizer 1. Body Body sterilizer merupakan lembaran – lembaran dari plat – plat yang di rol, kemudian disambungkan membentuk silinder yang panjang. Saluran pemasukan uap Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. Saluran uap ini dilas dengan body dan dibuat flensa untuk menyambungkan ke pipa uap masuk. Selain saluran masuk juga ada saluran air kondensat dan alat pengukur tekanan. 2. Pintu Pintu dibuat seperti potongan bola, yang terletak di kiri dan kanan. Pintu merupakan sarana untuk mempermudah pemasukan lori yang berisi sawit. 3. Locking Ring Fungsi locking ring adalah untuk memperketat pintu dan untuk menjaga uap tidak tembus dari sela – sela pintu. 4. Rel dan Lori Untuk mempercepat proses perebusan maka buah sawit dimasukkan ke dalam lori, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan buah tidak lama. Akan tetapi, tanpa adanya rel lori juga susah untuk dimasukkan dan dikeluarkan dari sterilizer Komponen - Komponen Pembangun Utama Control Valve FIG 360 – 104 Air To Close Control valve adalah valve yang mengendalikan laju arus sesuai dengan tekanan udara dari positioner. Control Valve terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian actuator, bonnet dan body. Sistem kerjanya adalah dengan menaikan tekanan udara operasi, plat diafragma turun menekan pegas yang dihubungkan dengan plat diafragma, sehingga menggerakkan tangkai actuator. Kemudian tangkai itu berhenti dimana posisi gaya pegas itu seimbang dengan tekanan udara. Bukaan Control valve tergantung pada Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. gerakan tangkai valve. Dan apabila terjadi suatu kesalahan, maka valve ini secara otomatis akan tertutup. Control Valve ini dalam penggunaannya juga ditunjang dengan pemakainan controller yang memegang perannan penting setelah recorder dan indicator. Yang terpasang pada panel control. Sedangkan alat penunjang lain disebut by pass valve yang terpasang di pasangan. Bagian – bagian pembangun Control Valve FIG 360 – 104 dapat kita lihat dibawah ini [5]. Gambar Control Valve Keterangan gambar 1. Diaphragm Casings 2. Diaphragm Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. 3. Diaphragm Plate 4. Actuator Spring 5. Actuator Steam 6. Spring Seat 7. Spring Adjustor 8. Steam Conector 9. Yoke 10. Travel Indikator 11. Indikatos Skale 12. Valve Plug Steam 13. Packing Flange 14. Actuator Yoke Locknut 15. Packing 16. Packing Box 17. Bonnet 18. Bonnet Gasket 19. Spiral Wound Gasket 20. Cage Gasket 21. Valve Plug 22. Cage 23. Seat Ring 24. Valve Body Eva Febrina Sinulingga “Penggunaan Control Valve Pada Sterilizier Dengan Fig 360 – 104 Untuk Mengontrol Aliran Steam” Aplikasi PTPN IV Unit Usaha Adolina Sumatera Utara, 2010. Anilisa Data
Masingmasing bagian pada antena parabola mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda namun saling berkaitan. Jika salah satu komponen parabola ini tidak berfungsi dengan baik, maka dapat menyebabkan kerja parabola dalam menangkap sinyal satelit tidak maksimal. Mengetahui dan memahami fungsi dari tiap bagian parabola akan berguna pada saat
Macam alat sterilisasi cukup banyak, baik dari sisi jenisnya maupun metode sterilisasinya. Tentunya yang kita maksudkan adalah sterilisasi yang berhubungan dengan mikroba, bukan sterilisasi dengan makna yang lain. Setelah kemarin kita mengetahui berbagai macam metode sterilisasi, yang tidak lain juga menggunakan alat – alat yang berbeda – beda. Kali ini kita akan mengenal beberapa macam alat – alat sterilisasi khususnya yang digunakan dalam dunia kesehatan dan laboratorium. Alat sterilisasi sangat erat hubunganya dengan metode sterilisasi. Namun karena kita sudah membahasnya panjang lebar, sekarang kita akan fokus pada alat yang digunakan, walaupun nantinya juga akan sedikit disinggung kembali tentang metode yang digunakan. Untuk lebih jelasnya, langsung saja kita simak pembahasannya sebagai berikut Dalam dunia kesehatan dan juga laboratorium, sterilisasi merupakan satu prosedur yang wajib dilakukan. Di pusat pelayanan medis seperti rumah sakit dan klinik sterilisasi dilakukan pada hampir seluruh peralatan yang tidak termasuk alat disposable sekali pakai. Dari mulai alat bedah, alat medis penunjang, dan peralatan non medis juga dilakukan sterilisasi secara berkala. Bahkan beberapa ruang di rumah sakit juga dilakukan sterilisasi. Langsung saja berikut ini bebrapa macam alat sterilisasi yang digunakan. Autoclave Autoclave Fountain Tony Series Autoclave Gea 18 Liter Autoclave GEA LS – B50 L Autoclave GEA Volume 100 Liter LS – 100LJ Autoclave Hirayama HVE 50 Autoclave Memmert SN 55 Autoclave Memmert UN 30 Universal Oven Autoclave Portable Gemmy SA-232 Kita tentu tidak asing lagi dengan alat yang satu ini. Autoclave terkadang juga ditulis dengan Autoklaf, bahkan ada juga yang menyebut dengan Otoklaf. Apapun sebutan dan tulisannya, pada intinya berujung pada satu alat yakni Autoclave. Alat ini tidak hanya digunakan di rumah sakit atau klinik saja, melainkan juga di laboratorium medis dan non medis seperti industri dan pertanian. Autoclave bekerja dengan menggunakan prinsip Uap Bertekanan. Karena prinsip kerja inilah, autoclave disebut sebagai alat sterilisasi yang efektif membersihkan mikroba hingga tingkat spora. Sebagian alat lain tidak dapat melakukan sterilisasi hingga tingkat ini. Sebagaimana sudah kita ulas di artikel yang lalu, ada beberapa jenis autocave dengan prinsip kerja yang sedikit berbeda. Namun demikian, secara umum metode sterilisasi yang dilakukan sama saja. Cek Daftar Produk Autoclave & Sterilisator Kering Terbaik Dry Heat Sterilizer Sterilisator Kering Macam alat sterilisasi yang kedua adalah Dry Heat Sterilizer atau yang sering disebut dengan istilah sterilisator kering. Alat ini juga disebut dengan istilah Oven steriliasai, hal ini karena sistem kerja dan prinsip kerjanya persis seperti alat Oven listrik. Dry Heat Sterilizer digunakan untuk sterilisasi dengan metode panas kering. Alat ini juga dipergunakan di berbagai bidang, tidak terkecuali rumah sakit. Sistem kerja alat ini adalah dengan radiasi panas yang menyebar dari satu pemancar ke seluruh ruangan. Dengan panas oksidasi inilah mikroba seperti bakteri atau virus akan terbakar dan mati. Untuk varian alat ini sendiri, terkadang ada dua jenis. Satu pintu dan dua pintu. Bedanya hanya terdapat mode sterilisasi berbeda dengan menggunakan ozon di bagian kedua. Pemancar panas yang ada pada dry heat sterilizer dihasilkan dari sinar infra merah dengan suhu tinggi dengan rancangan khusus sehingga dapat menyebar ke seluruh ruangan dan juga mengenai setiap sisi dari benda atau alat media yang diseterilkan. Namun alat ini tidak dapat digunaan untuk mensterilkan benda – benda yang dapat berubah fisik karena pemanasan secara oksidasi. Lampu UV Sterilisasi Sedikit berbeda dari dua macam alat sterilisasi yang sudah kita bahas diatas. Kalau kita melihat dari segi cara kerjanya, kedua alat sterilisasi tersebut menggunakan pemanasan. Lampu UV ini biasanya digunakan pada media air ataupun udara. Dalam dunia medis alat ini digunakan untuk mensterilkan ruangan rumah sakit yang memang harus dalam kondisi steril. Pada kesempatan yang lalu kita juga sudah membahas terkait hal ini yakni contoh prosedur sterilisasi ruang di rumah sakit. Anda bisa membaca ulang agar lebih paham dengan alat ini. Cairan Desinfektan & Antiseptik Macam alat sterilisasi berikutnya adalah bahan – bahan kimia yang bersifat desinfektan dan antiseptic. Bahan – bahan tersebut juga masuk pada alat kesehatan atau alat medis. Ada beberapa bahan – bahan kimia yang digunakan sebagai alat sterilisasi sebagaimana sudah kita sebutkan pada pembahasan metode sterilisasi. Cairan desinfektan ini berfungsi untuk sterilisasi di bagian awal, sebelum dilanjutkan dengan sterilisasi dengan Autoclave atau Sterilizer. Anda bisa baca keteranganya di bahasan cara sterilisasi dengan Autoclave. Lampu Pijar Bunsen Mungkin alat ini sudah tidak lagi digunakan di era modern seperti sekarang ini. Dulu, sterilisasi dilakukan secara langsung dengan membakar alat yang akan disterilkan. Tentu saja tidak semua alat dapat disterilkan dengan cara tersebut. Sterilisasi dengan pemijaran langsung digunakan pada alat – alat yang terbuat dari logam seperti jarum. Namun demikian, lampu ini termasuk dalam alat sterilisasi yang juga kita sebutkan dalam bahasan kali ini. Mungkin ini saja yang bisa kita bahas pada ksesempatan kali ini. Ada banyak sekali jenis – jenis, model, tipe dan juga brand alat – alat sterilisasi baik itu jenis sterilisasi uap seperti autoclave, dan juga alat sterilisasi kering. Anda bisa pilih dan sesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit anda. Mulai dari pemilihan volume, jenis tipe dan juga merk serta pertimbangkan juga berapa budget anggaran anda. Anda bisa juga menghubungi kontak kami agar kami bisa membantu anda untuk dapatkan produk yang tepat sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan yang anda inginkan.
Dilansirdari Cleveland Clinic, berikut adalah bagian-bagian jantung dan fungsinya. Baca juga: 5 Fungsi Darah bagi Tubuh Manusia. 1. Perikardium. Perikardium adalah otot yang berkontraksi (meremas) dan rileks untuk mengirim darah ke seluruh tubuh. Lapisan jaringan otot yang disebut septum membagi perikardium menjadi sisi kiri dan kanan.
Sistem kerja dan pengertian Sterilizer merupakan sebuah proses yang digunakan di pabrik – pabrik kelapa sawit adalah proses yang berguna untuk membersihkan buah kelapa sawit tanpa banyak menggunakan tenaga manusia dengan proses yang lebih cepat salah satunya adalah Vertical Sterilizer System, Penggunaan proses sterilizer diperlukan untuk mempercepat proses pembersihan kelapa sawit sebelum diproses lebih lanjut, cara kerja nya muda untuk dipahami. mesin ini bekerja untuk membersihkan tandan buah segar hingga menghasilkan biji – biji inti sawit yang akan diproses selanjutnya. Salah satu sterilizer yang paling umum digunakan adalah vertical sterilizer, sterilizer jenis ini sangat umum digunakan di pabrik – pabrik sawit, selain itu proses yang dilakukan pun bisa disebut lebih mudah dibandingkan proses sterilizer yang lainnya, Selain itu ada beberapa tingkatan dalam sistem perebusannya, yaitu sistem perebusan triple peak dan double peak. Sistem proses sterilizer vertical ini memiliki system kerja dengan pompa hidrolik dan memang pada umumnya memilkiki kunci pengaman elektrolik untuk menutup bagian atas alat dimana buah sawit segar segera dimasukan. Proses mesin sterilizer melakukan kerjanya tanpa butuh banyak tenaga, mesin ini bekerja dengan menggunakan scraper conveyor yang hasilnya yaitu membersihkan tandan sawit segar sekaligus memisahkan biji inti dari buahnya, perebusan tandan sawit segar pun biasanya harus melewati perebusan yang dilakukan pada mesin terpisah, sesudah itu, sawit hasil perebusan akan dimasukan kedalam mesin stabilizer yang memiliki scraper conveyor. tetapi sebelum itu tangki dimasukan satu perempat air hingga sawit yang dimasukan seluruhnya akan terendam dan masuk ke dalam air sehingga tidak akan mudah rusak. Karena zaman sekarang perkembangan tekonologi berkembang pesat, mesin ini sekarang tidak membutuhkan proses perebusan dan pembersihan tidak dilakukan dengan proses manual dan dilakukan di mesin secara terpisah, sekarang kelapa sawit segar direbus dengan system doble peak yang hanya membutuhkan waktu sebanyak kurang lebih 80 menit, hasilnya pun tidak perlu dikeluarkan secara manual, karena hanya dengan bantuan satu operator saja, hasil dari proses ini akan dibantu oleh auger yang langsung memasukannya kedalam system conveyor. Vertical stabilizer jauh lebih efektif dibandingkan dengan mesin lama, proses perebusan dan pembersihan akan dilakukan dengan cepat dengan mesin ini karena pengembangan serangkaian proses yang lebih cepat, baik dan efisien. Pengembangan yang baik dalam mesin ini memungkinkan agar tandan sawit segar dan hasil rebusan tidak mudah tersebar dan rusak, masin ini membuat proses awal pembersihan menjadi lebih efektif, karena pada zaman dulu mesin untuk memproses kelapa sawit digunakan untuk membersihkan dan pelunakan bagian luar sawit saja. keamanan dan efisiensi kerja pun terjamin sehingga hasil sawit yang dikeluarkan pun lebih banyak dan berkualitas, tenaga yang dikeluarkan untuk orang – orang yang mengoperasikannya hanya sedikit dikeluarkan untuk proses ini tidak besar tanpa ada proses manual, yang diperlukan hanya memasukan tandan dan menutup mesinnya saja. Gearbox dapat membantu mesin untuk mengocok sawit dan menghubungkan antara tempat perebusan dengan conveyor agar biji sawit inti dapat dijadikan minyak. Meskipun sudah terpercaya tetapi mesin ini memiliki resiko kebocoran, anda harus tetap merawat dan memastikan mesin yang digunakan terjamin dan aman, selain itu untuk mencgah kebocoran anda harus memastikan mesin ini bekerja dengan baik. itulah artikel tentang sistem, pengertian, dan komponen sterilizer yang mungkin dapat membantu anda, terima kasih. Distributor Mesin Pabrik Sawit sejak 1993, Mesin yang kami jual seperti Screw Press, Digester, Turbin Shinko, Boiler, Fan, Heater, Ripple Mill nut cracker, EFB Press, EFB Shredder, Rotary Brush Strainer, Sand Cyclone, Vibrating Screen, Kernel Press, Hydrocyclone, Vibratory Feeder, Permanent Magnet, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment Plant View all posts by mesinsawit Post navigation
Sebuahautoklaf tersusun atas beberapa bagian yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Dan berikut bagian-bagian dari autoklaf secara umum yang perlu diketahui beserta fungsinya. 1. Kabel Tenaga (Power Cord) Kabel tenaga merupakan kabel yang khusus digunakan oleh autoklaf jenis listrik yang memanfaatkan listrik sebagai sumber tenaga.
Sejak awal virus ini merebak, pemerintah dan berbagai ahli kesehatan sudah mengumumkan bahwa persebarannya dapat terjadi melalui droplet. Namun seiring dengan berkembangnya penelitian, ternyata ditemukan bahwa virus dapat bertahan dalam jangka waktu itu, Mama perlu memastikan setidaknya barang-barang yang Mama sentuh dan gunakan setiap hari secara rutin bebas dari virus. Terlebih jika Mama baru melahirkan. Baik Mama dan si Kecil pasti sangat membutuhkan perlindungan ekstra. Salah satu cara memberikan perlindungan ekstra adalah dengan menggunakan sterilizer. Buat Mama yang masih ragu untuk memiliki barang yang satu ini, simak ulasan Popmama berikut ini deh!1. Sterilizer dapat membunuh virus dan bakteri hingga Gal Botol susu bayi Mungkin sebelumnya kita sudah bisa tenang saat suatu permukaan tidak terdapat kotoran yang menempel, tapi semenjak pandemik, definisi bersih nggak hanya sebatas permukaan barang yang nggak terdapat kotoran saja. Sekarang Mama semakin sadar bahwa barang-barang yang Mama gunakan terutama yang berkaitan dengan si Kecil harus bebas dari virus dan bakteri yang mana keduanya nggak bisa terlihat dengan mata telanjang. Tapi tenang Ma, Mama bisa kok memastikan barang-barang yang Mama gunakan bebas dari virus dan bakteri dengan menggunakan Polytron UV Sterilizer Box. Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini dilengkapi dengan mode UV-C Lamp Sterilization yang mampu membunuh virus dan bakteri hingga Barang-barang lebih steril dan Mama jadi lebih tenang deh!Editors' Picks2. Dapat digunakan sebagai pengering peralatan bayiPopmama/Polytron Sterilizer Box dari Polytron Sterilizer Box dari Polytron ini juga dapat digunakan sebagai alat pengering lho, Ma. Apalagi jika kaitannya dengan peralatan bayi seperti botol susu misalnya. Peralatan bayi harus dalam kondisi kering karena jika sampai ditinggalkan dalam kondisi lembab atau terdapat air yang menjadi dingin, botol bisa jadi sarang berkembangnya mikroorganisme. Dengan Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini, Mama bisa mengeringkan dengan Mode DRY 10-360 menit hingga suhu 60 derajat Celcius3. Tempatnya yang luas dapat digunakan untuk mensterilkan uang, dompet hingga smartphoneShutterstock/Still AB Perlengkapan yang sering terpapar virus Nggak hanya Mama untuk kebutuhan si Kecil saja yang bisa memanfaatkan Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini, Papa juga bisa lho. Misalnya saat si Papa habis bepergian dari luar rumah, saat kembali ke rumah, Papa bisa menaruh barang-barangnya untuk disterilisasi terlebih dahulu nih. Jadi kondisi rumah bisa lebih steril tanpa ada virus dan bakteri yang terbawa dari luar rumah. Ini karena Polytron Multipurpose Sterilizer Box punya tempat yang luas dan dilengkapi dengan beberapa fitur penting seperti HEPA + Activated Carbon Filter yang mampu menyaring partikel debu dan kuman serta menghilangkan bau tidak sedap, Food Grade karena bahan materialnya aman untuk makanan, dan tentu saja multipurpose karena bisa digunakan untuk peralatan makan, paket, uang, botol, masker kain, handphone, dompet, dan lainnya dan sebagainya. 4. Mama bisa menjadikan sterilizer sebagai tempat penyimpananPopmama/Polytron Polytron sterilizer box sebagai storage Mama merasa peralatan si Kecil gak aman jika ditaruh di rak alat makan? Tenang Ma, Polytron Multipurpose Sterilizer Box ini bisa kok Mama alih fungsikan sebagai ruang penyimpanan. Gak hanya dengan Mode DRY dan Mode UV-C Lamp Sterilization yang sudah disebutkan sebelumnya, Polytron Multipurpose Sterilizer Box juga bisa mengoperasikan kedua mode tadi secara otomatis lho. Jadi, alat-alat yang Mama gunakan bisa dikeringkan dan disterilisasi secara Hemat waktu dan efisienShutterstock/paulaphoto Mama sedang menggendong si Kecil Bayangkan harus berapa lama Mama harus mencuci peralatan bayi lalu mengeringkannya secara manual. Pasti memakan waktu yang lama deh, Ma. Tapi, cerita ini nggak akan terjadi kalau, Mama menggunakan Polytron Multipurpose Sterilizer Box yang sudah dilengkapi dengan indikator waktu pengoperasian yang bisa Mama sesuaikan baik itu ditambahkan atau dikurangi waktu pengoperasiannya. Mama jadi bisa dengan bebas melakukan aktivitas lainnya deh selagi mensterilkan barang-barang. Lebih efisien kan?Nah, itu tadi beberapa manfaat yang bisa Mama rasakan jika Mama menggunakan Polytron Multipurpose Sterilizer Box di rumah. Sterilizer Box memang penting banget kan, Ma? Apalagi jika Mama baru saja melahirkan. Untuk tahu info selengkapnya seputar Polytron Multipurpose Sterilizer Box? Langsung klik di sini ya! Sehat selalu untuk Mama dan keluarga! CSC
Bagianbagian penting dari printer inkjet dan fungsinya : Kepala cetak/kartrid. Print head merupakan bagian terpenting dari sebuah printer inkjet dan harganya biasanya paling mahal dibandingkan dengan komponen lainnya. Print head ini memiliki fungsi menulis atau menyemprotkan tinta pada kertas pada saat proses pencetakan.
Sterilisasi menjadi prosedur wajib di lingkungan medis baik rumah sakit, klinik dan pusat – pusat layanan medis lainnya. Hal ini tentu bertujuan untuk membuat masyarakat pengunjung rumah sakit serta elemen yang terdapat di dalamnya merasakan ketenangan dan kenyamanan serta rasa takut akan penularan penyakit. Kita mengenal ada dua macam alat sterilisasi alat medis yang digunakan di rumah sakit, sterilisator kering dan autoclave, mau pilih yang mana ? Kita simak ulasan singkat tentang beberapa perbedaan antara sterilisator kering dry heat sterilizer dan Autoclave. Kedua alat tersebut sama – sama digunakan pada metode sterilisasi fisik dengan pemanasan. Bedanya, yang satu panas kering dan yang lainnya panas uap. Namun kita tidak mengenal secara detail tentang karakteristik masing – masing alat ini. Yang kita tahu, keduanya dapat dan bisa digunakan untuk sterilisasi alat – alat kesehatan di rumah sakit, laboratorium dan juga klinik. Secara umum, kedua alat ini sudah pernah kita bahas pada postingan yang lalu tentang macam – macam alat sterilisasi. Hanya saja, kita tidak membahas secara mendetail. Hanya di bagian permukaannya saja. Barangkali anda membutuhkan informasi lebih detail mengenai dua jenis alat ini sehingga anda akan bisa memilih mana alat sterilisasi yang tepat untuk rumah sakit atau klinik anda. Dry Heat Sterilizer Sterilisator Kering Sterilisator kering juga termasuk alat sterilisasi yang banyak digunakan dalam dunia medis. Unutk mensterilkan alat – alat medis dari mikroba berbahaya hingga tingkat spora alat ini harus mencapai suhu tinggi. Setidaknya kurang lebih harus mencapai 170 °C dalam waktu kurang lebih selama 1 jam 60 menit. Namun demikian, sterilisator kering sangat cocok digunakan untuk mensterilkan peralatan – peralatan yang terbuat dari logam. Khususnya benda – benda tajam karena tidak merusak ketajaman. Selain benda – benda yang terbuat dari logam, sterilisator kering juga efektif digunakan untuk mensterilkan benda – benda yang mengandung unsur bubuk, lemak, atau minyak. Peralatan yang terbuat dari bahan kaca, hidrofobik juga baik distrilkan menggunakan alat sterilisasi ini. Seharusnya kita sudah sangat mengenal alat ini. Sudah begitu banyak pembahasan mengenai Autoclave mulai dari Bagian – Bagian Autoclave, Jenis Autoclave hingga contoh prosedur penggunaan autoclave untuk sterilisasi. Berbeda dari sterilisator kering, Autoclave menggunakan suhu tinggi dan juga tekanan tinggi untuk menghancurkan mikroba berbahaya seperti virus dan bakteri dalam satu alat. Jika sterilisator kering menggunakan suhu hingga 170 °C, Autoclave hanya cukup mencapai suhu sekitar 121 °C dan hanya membutuhkan waktu selama 15 menit. Selain efektifitas dari sisi waktu dan suhu yang digunakan, Autoclave juga cukup fleksibel karena dapat digunakan untuk mensterilisasi berbagai macam peralatan. Namun demikian, Uap bisa merusak istrumen yang tidak terlindungi. Oleh sebab itu, dibutuhkan pouch ketika akan mensterilkan instrument bedah dengan menggunakan Autoclave. Selain itu, ketika anda menggunakan Autoclave, ketika proses selesai anda juga harus mengeringkan peralatan sebelum dimasukkan dalam wadah steril untuk disimpan. Hal ini mengingat kelembaban bisa juga mengandung mikroba yang kembali menempel pada alat. Diantara peralatan yang baik disterilkan menggunakan autoclave diantaranya seperti bahan – bahan yang mudah terbakar, media kultur jaringan, cairan, dan bahan – bahan lainnya yang akan menjadi rusak apabila dipanaskan menggunakan panas yang kering. Panas yang dihasilkan dalam Autoclave merupakan panas basah atau panas Uap, selain itu juga melibatkan tekanan tinggi saat proses sterilisasi berlangsung. Nah, sekarang anda telah mengetahui lebih detail tentang Sterilisator Kering dan juga Autoclave. Anda akan lebih mudah memilih mana yang akan anda gunakan di instansi anda. Atau anda akan menggunakan keduanya, karena kebutuhan sterilisasi anda harus menggunakan dua alat tersebut. Hal ini tentu sangat baik karena akan sangat efisien dalam proses sterilisasi. Anda tidak perlu khawatir, karena dua jenis alat sterilisasi tersebut sudah kami sediakan dari berbagai brand terkemuka yang sudah teruji kualitasnya. Anda bisa cek produknya di katalog Autoclave di toko kami.
dQhzaqm. 7xvw90n6ba.pages.dev/3747xvw90n6ba.pages.dev/57xvw90n6ba.pages.dev/1547xvw90n6ba.pages.dev/17xvw90n6ba.pages.dev/887xvw90n6ba.pages.dev/3947xvw90n6ba.pages.dev/357xvw90n6ba.pages.dev/3527xvw90n6ba.pages.dev/58
bagian bagian sterilizer dan fungsinya